Maaf Anda Tersesat!

Coba lagi. Jangan menyerah!

Rabu, 23 Februari 2011

CSR AQUA (DANONE)

Aqua merupakan merek air minum dalam kemasan yang diproduksi oleh PT AQUA Golden Mississippi di Bekasi pada tahun 1973. Pada tahun 1984 Pabrik Aqua kedua didirikan di Pandaan,Jawa Timur. Sejak tahun 1998, Aqua sudah dimiliki oleh perusahaan multinasional dari perancis, Danone hasil dari penggabungan Aqua Golden Mississippi dengan Danone. Hingga 2001, Danone meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40 % hingga 74 %, daan merupakan pemegang saham terbanyak di aqua group. Kita ketahui bahwa Aqua merupakan MNCs. Dalam perkembangan hubungan internasional MNC menjadi aktor yang cukup dominan. Apa sebenarnya motif MNC (Aqua/Danone) masuk ke Indonesia?. MNCs memiliki dua factor yang menjadi motifnya, yakni faktor permintaan dan faktor biaya. Faktor permintaan di dasarkan pada tekanan profit. Tekanan untuk mendapatkan keuntungan membuat MNCs atau Aqua/Danone mencari daerah-daerah yang mampu memberikan sumber-sumber produksi baru, di pilihlah Indonesia. Faktor kedua yakni biaya, bagaimana MNCs atau Aqua/Danone menurunkan biaya produksi dengan tujuan memaksimalkan profit dan juga menjaga daya saing internasional atas produk yang dihasilkan. Penurunan biaya produksi ini dapat dilakukan dengan tersedianya bahan baku hingga tenaga kerja (buruh) rendah. Menurut saya jelaslah motif Aqua/Danone menjadi perusahaan di Indonesia.
Dalam menjalankan kinerja perusahaan, perusahaan transnasional menganut konsep CSR (Corporate Social Responsibility). Menurut Archie B. Carroll ada empat prinsip dasar CSR sehingga MNCs telah dianggap menjalankan CSR, yakni:
a) Economic Responsibility, perusahaan haruslah mampu menguasai pangsa pasar dan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen dengan harga yang pantas.
b) Legal Responsibility, perusahaan harus melaksanakan bisnisnya sesaui hokum yang berlaku.
c) Ethical Responsibility, tanggung jawab etis oleh perusahaan dalam aktivitasnya.
d) Philantrophic Responsibility, perusahaan turut serta dalam kegiatan kemasyarakatan secara sukarela.
Aqua/Danone telah melakukan CSR. Pada tahun 2002 Banjir besar yang melanda Jakarta pada awal tahun menggerakkan perusahaan untuk membantu masyarakat dan juga para karyawan AQUA sendiri yang terkena musibah tersebut. AQUA menang telak di ajang Indonesian Best Brand Award. Mulai diberlakukannya Kesepakatan Kerja Bersama [KKB 2002 - 2004] pada 1 Juni 2002. Pada tahun 2005 Aqua/Danone membantu korban tsunami di Aceh. Aqua/Danone juga membuat DANONE Nations Cup (DNC), DANONE AQUA ingin memberikan kesempatan pada anak-anak, berusia 10-12 tahun, di seluruh dunia untuk menjadi bagian dari kompetisi sepak bola bertaraf internasional. Sejak pertama kali digelar, tercatat sudah lebih dari 15 juta anak-anak dari 40 negara di dunia aktif berpartisipasi dalam DNC. Dalam perkembangannya, DNC ingin terus memupuk antusiasme, sportivitas, keterbukaan dan persahabatan sejak dini dalam ajang sepakbola khusus anak-anak bertaraf internasional.
Aqua/Danone juga membuat program “Satu untuk Sepuluh”, AQUA ingin berkontribusi secara proaktif dan berkelanjutan untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada, termasuk kesulitan akses air bersih di Indonesia demi mewujudkan peningkatan kebiasaan hidup sehat keluarga. Caranya, setiap pembelian 1L AQUA (dengan label khusus), AQUA berkomitmen untuk memberikan fasilitas penyediaan akses terhadap 10L air bersih. Program khusus dari DANONE AQUA ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kebiasaan hidup sehat melalui penyediaan akses air bersih dan edukasi mengenai kesehatan bagi daerah yang membutuhkan. Untuk saat ini, program ini sedang dilaksanakan di kecamatan Boking dan Amanatun Utara, NTT.

Namun, apakah MNCs yang bermotif profit secara Cuma-Cuma membuat CSR itu? Dalam perspektif strukturalis, tentu saja CSR ini hanya tipuan kelas borjuis. Aqua/Danone digerakkan oleh para borjuis yang dapat menembus pasar dan menjadikan pemerintah/Negara sebagai instrument dalam melancarkan incaran profit MNCs. Berdasarkan fakta dan laporan LSM/WALHI, bahwa Danone telah mengeksploitasi sumber mata air di Kubang, Jawa Tengah Sukabumi. Akibatnya air untuk irigasi berkurang dan kadar air tawar berkurang, Aqua juga mengambil 18 liter air per detik, dan ketersediaan air di klaim milik individu oleh para borjuis Aqua. Akibatnya petani dan masyarakat sekitar menjadi antitesa para borjuis. Ironisnya, dibalik pencitraan program satu untuk seribu Aqua/Danone, masyarakat sekitar dan petani sulit mendapat air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar